MOBILITAS
Pengertian
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannnya.
Jenis Mobilitas :
Mobilitas Penuh
Bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi soal dan menjalankan peran sehari-hari.
Mobilitas Sebagian
Bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak dengan bebas.
Temporer (bersifat sementara karena trauma reversible)
Permanent (menetap)
Factor yang mempengaruhi mobilitas
Gaya hidup
Proses penyakit / cidera
Kebudayaan
Tingkat energi
Usia dan status perkembangan
IMOBILITAS
Pengertian
Keadaan dimanan seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas).
Perubahan system tubuh akibat imobilitas
Perubahan Metabolisme : Penurunan kecepatan metabolisme terlihat pada Basal Metabolisme Rate (BMR) yang mengakibatkan :
- Berkurangnya energi untuk perbaikan sel-sel tubuh sehingga mempengaruhi oksigenasi sel.
- Penurunan ekresi urine dan peningkatan nitrogen
- Atropi kelenjar dan katabolisme protein
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
- Demineralisasi tulang
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
- Reabsorsi kalium akibat demineralisasi tulang oleh penurunan aktivitas otot.
- Edema akibat penurunan protein serum.
Gangguan pengubahan zat gizi
Gangguan fungsi gastrointestinal
Penurunan peristaltik usus
Perubahan system pernafasan
Penurunan ekspansi paru peningkatan tekanan permukaan paru.
Perubahan kardiovaskuler
Hipotensi ortostatik
Aliran vena bagian bawah terhambat
Perubahan system muskuloskleletal
Menurunnya massa otot, kontraktur sendi, osteoporosis
Perubahan system integument.
Ulkus dekubitus
Perubahan eliminasi
Penurunan jumlah urine
Perubahan perilaku
Bingung, cemas, emosional tinggi, depresi dan lain-lain
PENGKAJIAN
Riwayat Keperawatan Sekarang :
Alasan yang menyebabkan terjadinya keluhan dalam mobilitas dan imobilitas (nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas, daerah yang terganggu dan lama terjandinya gangguan.
Riwayat Keperawatan Penyakit yang pernah diderita.
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas.
Kemampuan Fungsi Motorik
Ada tidaknya kelemahan, kekuatan atau spastis pada ekstremitas
Kemampuan Mobilitas
Kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah tanpa bantuan :
Tingkat 0 : Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 : Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 : Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3 : Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan
Tingkat 0 : Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 : Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 : Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3 : Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan
Tingkat 4 : Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan
berpartisipasi dalam perawatan
Kemampuan Rentang Gerak Sendi (Range of Motion/ ROM)
Perubahan intoleransi aktivitas :
- Sistem pernafasan : suara nafas, analisis gas darah, gerak dinding thorak, akumulasi mukus, batuk produktif, nyeri saat respirasi.
- Sistem Kardiovaskuler : nadi, tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya trombus serta perubahan vital sign setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.
Kekuatan Otot
Skala 0 : Paralisis sempurna
Skala 1 : Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat
Skala 2 : Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
Skala 3 : Gerakan yang normal melawan gravitasi
Perubahan Emosi
Skala 0 : Paralisis sempurna
Skala 1 : Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat
Skala 2 : Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
Skala 3 : Gerakan yang normal melawan gravitasi
Skala 4 : Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal
Skala 5 : Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh
Perubahan Emosi
• Perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping dan lain-lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intoleransi aktivitas
Kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kemungkinan berhubungan dengan :
- kelemahan umum
- bedrest yang lama/imobilisasi
- motivasi yang kurang
- pembatasan gerak
- nyeri
Kemungkinan data yang ditemukan :
- verbal mengatakan adanya kelemahan
- sesak nafas / pucat
- kesulitan dalam pergerakan
- abnormal nadi, tekanan darah terhadap respon aktivitas
Tujuan yang diharapkan :
- kelemahan yang berkurang
- berpartisipasi dalam perawatan diri
- mempertahankan kemampuan aktivitas seoptimal mungkin.
Keletihan
Kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara terus menerus dan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dapat hilang dengan istirahat.
Kemungkinan berhubungan dengan :
- menurunnya produksi metabolisme
- pembatasan diet
- anemia
- ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
Kemungkinan data yang ditemukan :
- kekurangan energi
- ketidakmampuan melakukan aktivitas
- menurunnya penampilan
- lethargy
Tujuan yang diharapkan :
- pasien mengatakan keletihan berkurang
- meningkatnya tingkat energi
- pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuannya secara bertahap.
Gangguan mobilitas fisik
Kondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan secara mandiri.
Kemungkinan berhubungan dengan :
- gangguan persepsi kognitif
- imobilisasi
- gangguan neuromuskuler
- kelemahan / paralisis
- pasien dengan traksi
Kemungkinan data yang ditemukan :
- gangguan dalam pergerakan
- keterbatasan dalam pergerakan
- menurunya kekuatan otot
- nyeri saat pergerakan
- kontaksi dan atropi otot
Tujuan yang diharapkan :
- pasien dapat menunjukkan peningkatan mobilitas
- pasien mengatakan terjadi peningkatan aktivitas
Defisit perawatan diri
Kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau seluruh aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian, mandi dan lain-lain.
Kemungkinan berhubugan dengan :
- gangguan neuromuskuler
- menurunnya kekuatan otot
- menurunnya kontrol otot dan koordinasi
- kerusakan persepsi kognitif
- depresi
- gangguan fisik
Kemungkinan data yang ditemukan :
- ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari
- frustasi
Tujuan yang diharapkan :
- pasien dapat melakukan perawatan diri secara aman.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas sendi.
- Pengaturan posisi sesuai dengan postur tubuh yang benar
- Ambulasi dini
- Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Latihan isotonik dan isometrik dengan mengangkat beban yang ringan, kemudian yang berat.
- Latihan ROM
Meningkatkan fungsi kardiovaskuler
- ambulasi dini
- pelaksanaan aktivitas sehari-hari secara mandiri
Meningkatkan fungsi respirasi
- latihan nafas dalam dan batuk efektif
- postural drainage
- perkusi dada dan vibrasi
- perubahan posisi tiap 1-2 jam
Meningkatkan fungsi gastrointestinal
- mengatur diet tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral.
Meningkatkan fungsi sistem perkemihan
- merubah posisi serta latihan mempertahankannya
- minum air 2500 ml per hari atau lebih
- menjaga kebersihan perineal
- kateterisasi
Memperbaiki gangguan psikologis
- komunikasi terapeutik
- mengekspresikan kecemasan
- meningkatkan privasi
- dukungan moril
- mempertahankan citra diri
- melakukan interaksi sosial
- diskusi tentang masalah
TINDAKAN PERAWATAN
Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
Fowler
Setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
- Dudukkan pasien
- Berikan sandaran / bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, Semifowler (30-45 derajat) dan fowler (90 derajat).
Sim
Posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositorial rectal)
- Pasien dalam keadaan berbaring , kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
- Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur.
- Bila paasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada.
- Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur.
Trendelenburg
Pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
- Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal di bawah lipatan lutut.
- Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
Dorsal Recumbent
Pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau diregangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta pada proses persalinan.
Pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau diregangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta pada proses persalinan.
- Dalam keadaan terlentang pakaian bawah bawah dibuka
- tekuk lutut, regangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur dan regangkan kedua kaki. Pasang selimut.
Lithotomi
Pasien terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
Pasien terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
- Dalam keadaan berbaring terlentang, kemudian angkat kedua paha pasien dan tarik ke arah perut.
- Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
- Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomi
- Pasang selimut
Genu Pectoral
Pasien menungging dengan kedua kai ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Latihan ROM aktif dan pasif
Latihan ROM dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kekuatan otot serta memelihara mobilitas persendian.
Pasien menungging dengan kedua kai ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
- Anjurkan pasien untuk menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur tempat tidur.
- Pasang selimut pada pasien
Latihan ROM aktif dan pasif
Latihan ROM dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kekuatan otot serta memelihara mobilitas persendian.
EVALUASI KEPERAWATAN
- peningkatan fungsi sistem tubuh
- peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
- peningkatan fleksibilitas sendi
- peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien dan ekspresi pasien menunjukkan keceriaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar